Alankanews.com, Bengkulu -- Memasuki awal tahun 2025, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Provinsi Bengkulu masih menjadi perhatian serius. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Bengkulu terus menggencarkan upaya penjangkauan dan pendampingan terhadap para korban.
Kepala Dinas DP3AP2KB Provinsi Bengkulu, Ery Yulian Hidayat, menegaskan pentingnya langkah preventif untuk mencegah terulangnya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Jangan sampai kejadian ini terus terulang. Seperti yang kita ketahui, di Bengkulu, kekerasan terhadap perempuan dan anak cukup tinggi,” ujar Ery saat ditemui pada Rabu (12/02/2025).
Ery menjelaskan bahwa penanganan kasus kekerasan ini tidak bisa ditangani oleh DP3AP2KB saja, melainkan perlu kerja sama dengan masyarakat dan pihak terkait lainnya. Ia menekankan bahwa ini merupakan tugas bersama untuk meminimalkan angka kekerasan yang terjadi.
“Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terus dilakukan. Kami juga akan melakukan kunjungan langsung ke lapangan untuk fokus pada kasus kekerasan di berbagai daerah, seperti di Kabupaten Bengkulu Utara,” lanjut Ery.
Tingginya Angka Kekerasan di Beberapa Wilayah
Menurut Ery, beberapa wilayah di Provinsi Bengkulu, seperti Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong, tercatat memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, pihaknya akan terus menggalakkan upaya preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kami akan terus berusaha bersama-sama menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak di provinsi ini,” tegas Ery.
Data Kasus yang Ditangani UPTD PPA Provinsi Bengkulu
Berdasarkan data UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Bengkulu, berikut rincian kasus yang terjadi:
Tahun 2024
- Perempuan: 18 kasus (KDRT, Hak Nafkah Anak)
- Anak: 9 kasus (Kekerasan, Bullying, Pelecehan Seksual)
Tahun 2025 (hingga Februari)
- Perempuan: 1 kasus (Hak Asuh Anak)
- Laki-laki: 1 kasus (Hak Asuh Anak)
- Anak: 1 kasus (Hak Anak)
Melihat data tersebut, terjadi penurunan jumlah kasus pada awal tahun 2025. Meski demikian, Ery menegaskan bahwa langkah preventif dan penanganan tetap harus dilakukan secara intensif agar angka kekerasan dapat terus ditekan.
DP3AP2KB Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat guna menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak.
Reporter : Aisyah Aprielia Lupti
Editor : Andrini Ratna Dilla