Alankanews.com,Provinsi Bengkulu--Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Provinsi Bengkulu mencatatkan 68 bunga Rafflesia yang mekar sepanjang tahun 2024. Bunga langka yang tersebar di delapan kabupaten di Bengkulu ini menunjukkan betapa kaya keanekaragaman hayati daerah tersebut, Senin (03/02/2025).
Bunga Rafflesia Arnoldi menjadi yang terbanyak mekar dengan total 45 bunga tercatat di Bengkulu. Jenis ini terkenal sebagai bunga langka terbesar dan dengan warna tercerah. Selain itu, bunga Rafflesia Kemumu juga mencatatkan angka yang signifikan dengan 18 kali mekar, seluruhnya ditemukan di wilayah Kemumu, Bengkulu Utara.
"Bunga Rafflesia Kemumu ini hanya tumbuh di wilayah Kemumu, Bengkulu Utara, sesuai dengan namanya. Jadi, sangat spesial karena keberadaannya sangat terbatas," ujar Sofian, Pendiri KPPL.
Jenis Rafflesia lainnya yang tercatat mekar di Bengkulu adalah Rafflesia Gadutensis dengan satu kali mekar di sekitar hutan Boven Lais, Bengkulu Utara, serta Rafflesia Haselti yang mekar dua kali, salah satunya di Kabupaten Rejang Lebong. Sementara Rafflesia Bengkuluensis, juga tercatat dua kali mekar di Kabupaten Kaur.
Dari lima jenis yang mekar tersebut, tiga di antaranya adalah jenis asli Bengkulu, yakni Rafflesia Arnoldi, Kemumu, dan Bengkuluensis. Kedua jenis terakhir ditemukan pertama kali oleh Prof. Agus Susatya, seorang guru besar pertanian di Universitas Bengkulu, yang juga turut berperan dalam penelitian spesies-spesies langka ini.
"Satu-satunya wilayah yang tidak tumbuh bunga Rafflesia adalah Kota Bengkulu. Itu karena Kota Bengkulu tidak memiliki hutan. Sementara di delapan kabupaten lainnya, semua memiliki habitat bunga Rafflesia, terutama di Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, dan Bengkulu Selatan," tambah Sofian.
Meskipun jumlah bunga Rafflesia yang tercatat pada tahun 2024 sebanyak 68, KPPL dan pihak BKSDA meyakini bahwa masih ada ratusan bunga Rafflesia lainnya yang mekar di kedalaman hutan Bengkulu yang belum terpantau. Ini menunjukkan potensi besar konservasi dan pelestarian flora langka yang masih perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Penulis : Aisyah Aprielia Lupti
Editor : Andrini Ratna Dilla