Lemang Tapai: Kuliner Khas Bengkulu Selatan yang Tak Lekang oleh Waktu

Kuliner Lemang Tapai, Senin (13/01/2025).Foto:Muldianto/Alankanews.com

Alankanews.com,Bengkulu Selatan--Lemang Tapai kini semakin dikenal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner khas Bengkulu Selatan (BS). Meskipun berbagai kuliner baru terus bermunculan, Lemang Tapai tetap mempertahankan eksistensinya sebagai makanan tradisional yang mencerminkan identitas budaya masyarakat BS. Dengan cita rasa yang khas, hasil dari bahan alami dan proses pembuatan yang penuh dedikasi, Lemang Tapai menjadi daya tarik utama bagi para pencinta wisata kuliner di daerah ini, Senin (13/01/2025).

Makanan yang satu ini selalu diminati, tidak hanya oleh generasi tua, tetapi juga oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan usia. Bahkan, di Bengkulu Selatan terdapat pasar khusus untuk Lemang Tapai yang digelar setiap Rabu malam atau malam Kamis di Pekan Masat, Pino. Setiap malam tersebut, Pekan Lemang Tapai selalu dipadati oleh pengunjung, baik dari BS maupun luar daerah, yang sengaja datang untuk menikmati kelezatan hidangan khas ini.

Salah satu pengusaha Lemang Tapai, Surbaiti, yang berasal dari Desa Beringin Datar, Kecamatan Pino, mengungkapkan bahwa ia telah menjalankan usaha keluarga ini selama 15 tahun. Menurutnya, pembuatan Lemang Tapai membutuhkan waktu dan kesabaran ekstra agar rasa yang dihasilkan tetap autentik dan terjaga kualitasnya.

"Setiap hari, saya mulai mempersiapkan bahan sejak dini hari. Pembuatan lemang memerlukan waktu 5 hingga 7 jam, sementara fermentasi tapai membutuhkan dua hari. Prosesnya memang panjang, tetapi hasilnya sangat memuaskan," ujar Surbaiti.

Ia menjelaskan bahwa bahan utama pembuatan Lemang Tapai adalah beras ketan, santan kelapa, dan bambu yang digunakan sebagai media memasak. Lemang dimasak dengan cara tradisional, dibakar di atas bara api hingga matang sempurna. Sedangkan untuk tapai, beras ketan dicampur dengan ragi, lalu difermentasi selama dua hari untuk mencapai rasa manis yang khas.

Proses pembuatan yang memerlukan perhatian ekstra ini, menurut Surbaiti, menjadi bagian dari upaya untuk menjaga tradisi dan cita rasa Lemang Tapai. 

"Bagi masyarakat Bengkulu Selatan, Lemang Tapai bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol warisan budaya yang harus diteruskan dari generasi ke generasi," tambahnya.

Surbaiti juga berharap agar generasi muda tetap melestarikan kuliner ini sebagai bagian dari sejarah dan identitas masyarakat Bengkulu. 

"Lemang Tapai bukan hanya kuliner, tetapi bagian dari sejarah kita. Saya berharap generasi muda tetap menjaga dan melestarikannya," tutupnya.

Mengenai harga, Lemang Tapai ini cukup terjangkau. Surbaiti menjual lemang dengan harga Rp 8.000 per batang atau Rp 15.000 untuk dua batang, sedangkan tapai dijual seharga Rp 7.000 per porsi. Nikmatnya menikmati Lemang bersama tapai ini tentu menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan, yang pastinya akan membuat Anda ketagihan.

Penulis : Muldianto

Editor : Andrini Ratan Dilla