Pemprov Bengkulu Atasi Lonjakan Harga Minyakita dengan Langkah Kolaborasi Bulog dan Pemkot

minyak kita dipasar, Jumat (14/03/2025).Foto:Aisyah/Alankanews.com

Alankanews.com,Bengkulu-- Harga minyakita yang melonjak tinggi di pasar tradisional di Bengkulu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Temuan harga yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Satgas Pangan Polda Bengkulu ini memicu berbagai langkah penanganan dari pemerintah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, Foritha Ramadhani Wati, mengungkapkan bahwa penyebab utama lonjakan harga ini adalah panjangnya rantai distribusi. Banyak pihak yang terlibat dalam distribusi, terutama sub-distributor yang seakan menjadi perantara, menaikkan harga minyakita jauh di atas HET yang ditetapkan.

Di tingkat distributor, minyakita dijual dengan harga sekitar Rp 14.500 per liter, sementara HET yang ditentukan adalah Rp 15.700 per liter. Namun, karena banyaknya tangan yang terlibat, harga yang sampai ke pengecer bisa jauh lebih tinggi, bahkan melebihi HET yang berlaku.

“Di Bengkulu ada banyak distributor, dengan harga di tingkat distributor sesuai ketetapan. Namun, panjangnya rantai distribusi yang melibatkan sub-distributor, membuat harga sampai ke konsumen lebih tinggi dari yang seharusnya,” jelas Foritha Ramadhani Wati.

Hafni Khaidir, Kepala Biro Ekonomi Pemprov Bengkulu, menjelaskan bahwa minyak kita didistribusikan melalui Bulog yang bekerja sama dengan produsen dari luar daerah seperti Medan, Lampung, dan Palembang. Meskipun pengawasan terhadap kualitas dan takaran minyakita oleh produsen telah dilakukan, permainan harga terjadi ketika pihak ketiga terlibat dalam distribusi.

“Sesuai prosedur, dari produsen ke Bulog, kemudian Bulog menyalurkan ke warung dan pedagang. Namun, distribusi yang melibatkan pihak ketiga ini menyebabkan harga semakin melonjak,” ujar Hafni.

Pemerintah Kota Bengkulu juga ikut turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Kepala Bidang Pengembangan dan Perdagangan Disperindag Kota Bengkulu, Jasya Arief, menjelaskan bahwa meskipun tidak ada batasan harga pada pembelian minyakita dari distributor ke pengecer, sistem distribusi yang tidak terkendali menyebabkan harga melonjak.

Untuk menanggulangi masalah ini, Pemprov Bengkulu telah berkolaborasi dengan Bulog untuk menyalurkan minyakita langsung ke pasar, memotong rantai distribusi yang berisiko menciptakan permainan harga. Selain itu, spanduk informasi tentang harga minyakita juga dipasang di sejumlah pasar untuk meningkatkan kesadaran konsumen.

Dengan langkah ini, diharapkan distribusi yang lebih transparan dapat menurunkan harga minyakita di pasar dan memastikan ketersediaan minyakita dengan harga yang wajar bagi masyarakat Bengkulu.

 

Reporter : Aisyah Aprielia Lupti

Editor : Andrini Ratna Dilla