Alankanews.com,Bengkulu—Bengkulu menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera, bersama Lampung dan Sumatera Selatan, yang dikenal sebagai segitiga emas penghasil kopi. Dari sisi produksi, kopi Bengkulu selalu menempati posisi tiga besar di Sumatera. Namun, popularitas kopi Bengkulu belum setara dengan daerah lain di kancah nasional maupun internasional, Minggu (12/01/2025).
Adi Sahid, salah seorang pengusaha kopi asal Bengkulu, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha kopi di daerah tersebut. Ia menjelaskan bahwa beberapa kendala utama meliputi keterbatasan bahan baku, inkonsistensi kualitas, kurangnya sumber daya manusia (SDM) petani yang terlatih, serta fluktuasi harga kopi.
“Kopi Bengkulu sebenarnya sangat potensial. Namun, karena berbagai kendala, kita belum bisa bersaing maksimal di tingkat nasional, apalagi internasional,” ujar Adi.
Selain itu, kopi Bengkulu sering "berlayar" ke daerah lain, seperti Lampung, Palembang, Jambi, atau bahkan Medan, sebelum dipasarkan lebih luas. Kondisi ini menyebabkan kopi Bengkulu tidak dikenal sebagai produk asli dari Bengkulu.
“Sepertiga kopi yang diekspor dari Sumatera sebenarnya berasal dari Bengkulu. Sayangnya, minimnya eksportir asli Bengkulu membuat nama kopi kita tenggelam. Banyak pelaku usaha di sini bergabung dengan perusahaan luar, sehingga yang dikenal adalah nama perusahaan lain,” tambah Adi.
Namun, optimisme tetap ada. Adi bersama para petani di Kepahiang kini fokus menghasilkan kopi berkualitas internasional. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri petani terhadap hasil panen mereka.
“Kami bersama-sama meningkatkan kualitas kopi. Jika kualitas terjaga, maka kopi Bengkulu bisa bersaing di pasar global. Kita hanya butuh dukungan pemerintah dan kerja sama yang baik antar pelaku usaha,” jelas Adi.
Dengan kolaborasi yang kuat antara petani, pelaku usaha, dan pemerintah, kopi Bengkulu diharapkan mampu menjadi salah satu komoditas unggulan yang membawa nama daerah ini lebih dikenal di tingkat internasional.
Penulis : Aisyah Aprielia Lupti
Editor : Andrini Ratna Dilla