Alankanews.com, Bengkulu - Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H di Bengkulu ditandai dengan pelaksanaan tradisi Ambil Tanah dan ritual Tabut, yang menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat setempat. Kegiatan ini digelar pada Kamis Malam (26/6/2025) dan menjadi pembuka rangkaian Festival Tabut 2025.
Tradisi Ambil Tanah diawali dengan prosesi ziarah ke makam Keramat Karabela di kawasan Kelurahan Kampung Bajak, Kota Bengkulu. Dalam prosesi tersebut, para pewaris keluarga Tabut—keturunan Syeikh Burhanuddin atau dikenal dengan sebutan Imam Senggolo—mengambil tanah dari lokasi makam yang dianggap sakral.
Tanah yang diambil kemudian dibawa dalam iring-iringan menuju rumah keluarga Tabut untuk dipersiapkan dalam pembuatan Tabut—struktur menyerupai menara yang akan diarak dalam puncak festival. Prosesi ini dilaksanakan secara khidmat, dengan iringan doa-doa serta lantunan marhaban sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa sejarah wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, dalam tragedi Karbala.
Ketua Keluarga Tabut Imam Senggolo, Bustami, menjelaskan bahwa tradisi Ambil Tanah menjadi simbol awal duka cita umat atas gugurnya Imam Husain.
"Tanah ini bukan sekadar simbol, tapi bagian dari nilai spiritual yang kami wariskan turun-temurun sejak abad ke-18," ujarnya.
Rangkaian Tabut akan berlangsung selama 10 hari hingga 10 Muharram, dengan berbagai ritual seperti Mengarak Tujuh, Merah Putih, hingga Tabut Tebuang yang menjadi penutup festival. Selain sarat makna religius, Festival Tabut juga menjadi atraksi budaya yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu secara resmi menetapkan Tabut sebagai agenda tahunan pariwisata daerah yang juga masuk dalam kalender nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Reporter : Cyntia Pramesti
Editor : Gita Kurnia MS