Alankanews.com, Bengkulu Selatan-- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Bengkulu Selatan saat ini menghadapi kesulitan besar dalam menangani masalah sampah. Dari dua unit alat berat milik mereka, hanya satu unit yang dapat digunakan untuk mengurai sampah, sementara unit lainnya mengalami kerusakan. Situasi ini semakin memperburuk proses pengelolaan sampah yang terus meningkat, Kamis (13/02/2025).
Kondisi ini tak lepas dari pemangkasan anggaran yang terjadi di Bengkulu Selatan. Selain berdampak pada ketidakmampuan untuk membangun infrastruktur baru, pemangkasan anggaran juga menyebabkan terbatasnya pengadaan alat pendukung pemerintahan, termasuk alat berat untuk pengelolaan sampah.
Kepala DLHK Bengkulu Selatan, Ir. Haroni, menjelaskan bahwa hanya satu unit alat berat jenis loader yang dapat dimanfaatkan saat ini, sementara ekskavator yang biasanya digunakan untuk mengurai sampah tidak bisa berfungsi. Akibatnya, proses pengelolaan sampah, baik sampah organik maupun non-organik, mengalami keterlambatan.
"Karena alat yang kami miliki tidak berfungsi maksimal, kami segera bersurat ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar dapat diberikan solusi berupa alat berat baru. Kami berharap ini bisa membantu kami mengatasi permasalahan sampah yang semakin membesar," kata Haroni.
Menurut Haroni, jika proses penguraian sampah tidak berjalan dengan optimal, sistem pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kayu Aghau harus diatur oleh petugas kebersihan. Namun, cara ini dianggap tidak akan seefektif jika dilakukan dengan bantuan alat berat.
"Memang, kita sangat berharap agar KLHK memberikan perhatian dan bantuan dalam bentuk alat berat. Kami hanya bisa mengajukan permohonan dan berharap ada solusi, meskipun kami tidak bisa terlalu berharap banyak," ujarnya.
Selain itu, kondisi TPA Kayu Aghau yang saat ini sudah mulai penuh juga menjadi masalah besar. TPA tersebut hanya mampu menampung sampah di Bengkulu Selatan untuk lima tahun lagi. Pemerintah daerah telah diperintahkan oleh pemerintah pusat untuk segera melakukan pemadatan sampah menggunakan sistem sanitary landfill, yaitu dengan mengubur sampah menggunakan tanah untuk mengurangi volume sampah yang ada.
"Di samping itu, kami juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan memilah sampah, antara sampah organik dan non-organik. Dengan cara ini, pengelolaan sampah bisa lebih efisien dan mudah ditangani," tambah Haroni.
Harapan DLHK Bengkulu Selatan adalah agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam mengurangi tumpukan sampah serta mendukung pemerintah dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah daerah pun akan terus berusaha memaksimalkan pengelolaan sampah sembari menunggu bantuan dari KLHK.
Reporter : Muldianto
Editor : Andrini Ratna Dilla